BOMBANA, SULTRAINFORMASI.COM – Preservasi Jalan Boepinang – Bambaea, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menelan anggaran Rp146 miliar dinilai mangkrak. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lira Konawe khawatir ada dugaan korupsi dibalik penggunaan angggaran itu.
“Kami khawatir saja, jangan sampai ada indikasi korupsi,” kata Sekda LSM Lira Konawe, Agus Salim Misman, Kamis (28/09/2023).
Olehnya itu, dirinya meminta agar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mengevaluasi dan menjalankan pengawasannya terkait pengerjaan proyek itu.
“Makanya kami minta PPK dan instansi terkait lainnya mengevaluasi pengerjaan proyek ratusan miliar tersebut,” katanya.
Agus menuturkan preservasi jalan dengan nomor kontrak: HK 0201-Bb21.1.3/336 tertanggal 6 Juni 2022 itu merupakan proyek besar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dikerjakan oleh PT Telaga Megabuana.
Preservasi jalan sepanjang 35,46 kilometer tersebut dibiayai oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun anggaran 2022 – 2023 dalam dua tahap pencairan yakni Rp49 miliar di tahun 2022 dan Rp97 miliar tahun 2023.
Kata Agus, pengerjaan proyek tersebut seharusnya telah rampung 80 – 90 persen. Namun, hingga September 2023 ini atau masa kontrak yang hampir habis, realisasi pengerjaan dinilai masih mencapai 27 – 30 persen saja.
“Tentunya proyek ini bisa dibilang mangkrak. Karena akhir tahun 2023 ini atau awal bulan 2024 kontraknya sudah hampir habis,” tuturnya.
Agus menambahkan, preservasi itu belum sampai pada tahap pengaspalan. Pihak kontraktor pun masih melakukan pembuatan drainase dan pengerasan, itu pun belum tuntas 100 persen.
Terkait realisasi preservasi jalan yang diduga belum mencapai target itu, Agus khawatir ada dugaan korupsi dibalik penggunaan angggaran itu.
Hingga berita ini ditayangkan, jurnalis media ini sedang mencari konfirmasi kepada Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sultra (Barat).
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐆𝐨𝐨𝐠𝐥𝐞 𝐁𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐮𝐥𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢.𝐜𝐨𝐦, 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢.
